Sejarah perkembangan ct
scan
Generasi pertama
Perkembangan ct scan
yang pertama menggunakan prinsip translation-rotation. Hanya memiliki 1 atau 2 detektor
untuk 1 kali scanning dan memerlukan waktu 130-135s untuk melakukan satu kali
scanning. Berkas sinar x yang keluar berbentuk pencil. Dapat melakukan rotation
sebesar 180 derajat. CT Scan generasi pertama digunakan untuk pemeriksaan
kepala.
Kekurangan ct scan
generasi pertama yaitu tidak dapat menampilkan intensitas sinar x yang besar,
maka dari itu pada pemeriksaan ct scan dengan generasi pertama harus
menggunakan bantal air yang dikelilingkan dikepala pasien yang bertujuan untuk
menyerai radiasi agar dapat menghasilkan gambaran yang baik.
Generasi kedua
Untuk ct scan generasi
kedua memiliki prinsip yang sama seperti ct scan generasi pertama yaitu
menggunakan prinsip tranlation-rotation tetapi untuk ct scan generasi kedua
sudah menggunakan detektor berjenis series. Dan waktu dalam melakukan satu kali
scanning yaitu 150s. Ct scan generasi kedua memiliki detektor sebanyak 30 buah
dan bergerak seperti kipas pada saat melakukan 1 kali scanning.
Kerugian dari ct scan
generasi kedua adalah meningkatnya radiasi hambur, maka dari itu di jendela
kolimator nya ditambah dengan filter yangberbentuk dasi kupu-kupu. Tetapi
memiliki keuntungan yaitu waktu melakukan scanning lebih cepat. Untuk ct scan
generasi kedua masih digunakan untuk pemeriksaan kepala.
Generasi ketiga
Ct scan generasi ketiga
memiliki prinsip kerja yaitu rotation, artinya tube sinar x dan detektor
berputar sebesar 360 derajat dengan waktu scanning nya yaitu 1s. Detektor yang
digunakan oleh ct scan generasi ketiga ini berjumlah 960 buah dan berkas sinarnya
seperti kipas. Kekurangannya yaitu terdapt artefact ring jika terjadi kerusakan
pada detektornya. Untuk ct scan generasi ketiga dapat melakukan scanning untuk
whole body (seluruh tubuh).
Generasi keempat
Ct scan generasi
keempat memiliki detektor dengan jumlah 960 buah dan dapat berputar sebanyak
360 derajat. Untuk generasi keempat ini tube sinar x berputar mengelilingi
detektor sedangkan detektornya tidak bergerak atau berputar seperti ct scan
generasi ke tiga (statis). Untuk ct scan generasi keempat disebut juga dengan
ct helical atau ct spiral dan dapt menampilkan gambaran / irisan objek dengan
cepat dan dapat di manipulasi menjadi gambaran 3D denga peangkat komputer.
Untuk ct scan generasi ke empat memiliki detektor fixed ring sebanyak 4800 buah
dengan membentuk lingkaran.
Keuntungan dari ct scan
generasi keempat adalah waktu scanninga nya yang cepat dan tidak terdapat
artefact ring tetapi memiliki kekurangan yaitu dosis radiasi yang diterima
pasien menjadi besar dan harga dari ct scan generasi ke empat yang mahal. Ct
scan ini dapat melakukan pemeriksaan atau scanning whole body.
Generasi kelima
Untuk ct scan generasi
kelima sudah menggunaka metode multi slice. Dengan menggunakan prinsip ct
spiral yaitu pada saat scanning meja pemeriksaan akan masuk kedalam gantry,
untuk generasi kelima ini sudah menggunakan detektor sebanyak 240-24000
detektor. Untuk generasi kelima ini dapat dimanipulasi menjadi gambaran 3D, 4D.
Pesawat CT SCAN
Ct scan adalah
pencitraan diagnostik yang menggunakan kombinasi antara sinar x dan komputer
untuk mengolah, menganalisa serta merekontruksi data untuk menghasilkan
gambaran irisan tranversal tubuh (cross sectional).
Instrument utama
pesawat ct scan :
1.
Meja pemeriksaan (Carbon Graphite Fiber bahan
pembuatannya)
2.
Gentry :
·
Tabung sinar x dan kolimator
·
Detektor, DSA (data acquisition system)
·
Lampu indikasi untuk sentrasi
3.
Operator console
Kolimator :
a.
Kolimator pada rumah tabung yang
funsinya untuk membatasi luas lapangan dan membatasi keluarnya radiasi.
b.
Kolimator pada pengontrol radiasi untuk
diarahkan ke detektor
Detektor dan DSA
Detektor fungsi nya
adalah untuk menangkap sinar x yang telah menembus objek dan akan diteruskan
menuju DSA. DSA fungsinya adalah untuk menangkao sinar x yang telahmenembus
objek, mengubahnya menjadi cahaya tampak, dan mengubah menjadi elektron yang
nantinya akan diubah kedalam sinyal digital.
Komputer
Berfungsi sebagaii
pengendali dari ct scan seperti pengaturan display, merekonstruksi atau
mengolah data.
Input : berfungsi
sebagai penerjemah dari bahasa luar komputer menjadi program instruksi
Cpu : pusat pengontrol
dan pengendali sistem komputer.
ALU (Arithmetric Logic Unit) yang melaksanakan proses berupa arithmetric
operation seperti penambahan, pengurangan, pembagian serta perkalian, kemudian
terdapat
Control Unit yang berfungsi mengontrol keseluruhan sistem komputer dalam
melakukan pengolahan data, dan
Memory unit yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan data ataupun yang
sedang dikerjakan.
Output device :
digunakan untuk menghasilkan hasil program untuk diamati.
Layar monitor : untuk
menampilkan hasil gambaran
Image recorder :
1.
Magnetic tape
2.
Magnetic disk
3.
Floppy disk
Sistem kontrol : untuk
mengatur kV, mA, mAs, ketebalan irisan, dan waktu scanning
Printer : untuk
mencetak gambaran
PARAMETER CT SCANNING
Konsep dasar :
·
Tolak ukur untuk pemeriksaan ct scan
·
Menetapkan parameter dalam pemeriksaan
ct scan
·
Tujuannya untuk mendapatkan gambaran
yang sesuai dengan yang diharapkan
PARAMETER UTAMA CT SCAN
1.
mAs
tujuannya untuk
kuantitas gambaran, untk menghasilkan resolusi gambaran
mAs tinggi noise rendah
dan sebaliknya.
mAs tinggi hanya baik
untuk menampilkan gambaran jaringan lunak tetapi untuk menampilkan udara tidak
terlalu baik. Untuk paru-paru lebih baik menggunakan mAs rendah.
2.
mA
berhubungan dengan
kuantitas sinar x dan ukuran fokus. Penggunaan mA disesuaikan dengan ukuran
pasien, posisi pasien, dan thickness.
3.
kV
kV mrupakan kontrol
untuk menentukan kuantitas energi sinar x. Menggunakan kV tinggi maka akan
mengurangi tingkat noise pada gambaran.
4.
Slice thickness
Tingkat ketebalan irisan
objek, biasanya digunakan adalah 10mm, ada daerah yang tebal irisannya 5mm,
2mm, 1mm. Semakit kecil slice thickness maka akan meningkatkan noise dan
resolusi gambaran rendah, begitu juga sebaliknya.
Untuk resolusi spatial
yang kecil maka gambaran tulang akan terlihat sangat baik. Lebih tipis potongan
(slices) mengurangi nilai noise & kontras lebih baik untuk mendeteksi
jaringan lunak
5.
Range
Range adalah kombinasi
dari beberapa slice thickness pada satu lapangan pemeriksaan untk mendapatkan
ketebalan yang sama. Contoh Lapangan pemeriksaan untuk CT-Scan lumbal adalah
dari Lumbal 1 sampai dengan Sacrum I.
6.
Patient size
Setiap 4 cm pertambahan
tebal objek maka akan mempengaruhi nilai atenuasi menjadi 50 %. Noise juga akan
bertambah jika ketebalan naik menjadi 8 cm.
7.
Scan time
Waktu scan yang cepat
akan menghasilkan gambaran yang baik, parameter ini akan berguna pada
pemeriksaan dengan pasien pediatric atau pemeriksaan objek yang bergerak da
mengurangi artifact.
8.
Parameter algorotma
parameter ini digunakan
untk mendapatkan gambaran yang baik pada level noise tinggi. Untuk smoothing
algoritma digunakan untk mendapatkan gambaran yang baik pada level noise
rendah, dan akan memberikan kontras yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar